Apa Fungsi Ruang Terbuka Hijau Itu?
Disamping sebagai
tujuan wisasata di Bali, Ruang terbuka hijau juga memiliki fungsi sebagaoi
berikut :
a.
Daya Dukung Ekosistem
Perhitungan kebutuhan ruang terbuka
hijau dilandasi pemikiran bahwa ruang terbuka hijau tersebut merupakan komponen
alam, yang berperan menjaga keberlanjutan proses di dalam ekosistemnya. Oleh
karena itu ruang terbuka hijau dipandang memiliki daya dukung terhadap
keberlangsungan lingkungannya. Dalam hal ini ketersediaan ruang terbuka hijau di
dalam lingkungan binaan manusia minimal sebesar 30% - 40%.
b.
Pengendalian Gas Berbahaya dari
Kendaraan Bermotor
Gas-gas yang
dikeluarkan oleh kendaraan bermotor sebagai gas buangan bersifat menurunkan
kesehatan manusia (dan makhluk hidup lainnya), tertama yang berbahaya sekali
adalah dari golongan Nox, CO, dan SO2. Diharapkan ruang terbuka
hijau mampu mengendalikan keganasan gas-gas berbahaya tersebut, meskipun ruang
terbuka hijau sendiri dapat menjadi sasaran kerusakan oleh gas tersebut. Oleh
karena itu, pendekatan yang dilakukan adalah mengadakan dan mengatur susunan
ruang terbuka hijau dengan komponen vegetasi di dalamnya yang mampu menjerat
maupun menyerap gas-gas berbahaya. Penelitian yang telah dilakukan di Indonesia
(oleh Dr. Nizar Nasrullah) telah menunjukkan keragaman kemampuan berbagai jenis
pohon dan tanaman merambat dalam kaitannya dengan kemampuan untuk menjerat dan
menyerap gas-gas berbahaya tersebut. Perkiraan kebutuhan akan jenis vegetasi sesuai dengan maksud ini tergantung
pada jenis dan jumlah kendaraan, serta susunan jenis dan jumlahnya.
Sifat dari
vegetasi di dalam ruang terbuka hijau yang diunggulkan adalah kemampuannya
melakukan aktifitas fotosintesis, yaitu proses metabolisme di dalam
vegetasi dengan menyerap gas CO2, lalu membentuk gas oksigen. CO2 adalah jenis gas buangan kendaraan
bermotor yang berbahaya lainnya, sedangkan gas oksigen adalah gas yang
diperlukan bagi kegiatan pernafasan manusia. Dengan demikian ruang terbuka
hijau selain mampu mengatasi gas berbahaya dari kendaraan bermotor, sekaligus
menambah suplai oksigen yang diperlukan manusia. Besarnya kebutuhan ruang
terbuka hijau dalam mengendalikan gas karbon dioksida ini ditentukan
berdasarkan target minimal yang dapat dilakukannya untuk mengatasi gas karbon
dioksida dari sejumlah kendaraan dari berbagai jenis kendaraan di kawasan
perkotaan tertentu.
c.
Pengamanan Lingkungan Hidrologis
Kemampuan vegetasi dalam ruang
terbuka hijau dapat dijadikan alasan akan kebutuhan keberadaan ruang terbuka
hijau tersebut. Dengan sistem
perakaran yang baik, akan lebih menjamin kemampuan vegetasi mempertahankan
keberadaan air tanah. Dengan semakin meningkatnya areal penutupan oleh bangunan
dan perkerasan, akan mempersempit keberadaan dan ruang gerak sistem perakaran
yang diharapkan, sehingga berakibat pada semakin terbatasnya ketersediaan air
tanah.
Dengan semakin tingginya kemampuan
vegetasi dalam meningkatkan ketersediaan air tanah, maka secara tidak
langsung dapat mencegah terjadinya peristiwa intrusi air laut ke dalam
sistem hidrologis yang ada, yang dapat menyebabkan kerugian berupa penurunan
kualitas air minum dan terjadinya korosi/ penggaraman pada benda-benda
tertentu.
d.
Pengendalian Suhu Udara Perkotaan
Dengan kemampuan untuk melakukan kegiatan
evapo-transpirasi, maka vegetasi dalam ruang terbuka hijau dapat menurunkan
tingkat suhu udara perkotaan. Dalam skala yang lebih luas lagi, ruang terbuka
hijau menunjukkan kemampuannya untuk mengatasi permasalahan ‘heat island’ atau ‘pulau panas’, yaitu
gejala meningkatnya suhu udara di pusat-pusat perkotaan dibandingkan dengan
kawasan di sekitarnya.
Tingkat
kebutuhan ruang terbuka hijau untuk suatu kawasan perkotaan bergantung pada
suatu nilai indeks, yang merupakan fungsi regresi linier dari persentase luas
penutupan ruang terbuka hijau terhadap penurunan suhu udara. Jika suhu udara
yang ditargetkan telah ditetapkan, maka melalui indeks tersebut
akan dapat diketahui luas penutupan ruang terbuka hijau minimum yang harus
dipenuhi. Namun yang harus dicari terlebih dahulu adalah nilai dari indeks itu
sendiri.
e.
Pengendalian Thermoscape di Kawasan
Perkotaan
Keadaan
panas suatu landscape (thermoscpe) dapat dijadikan sebagai suatu
model untuk perhitungan kebutuhan ruang terbuka hijau. Kondisi Thermoscape ini tergantung pada komposisi
dari komponen-komponen penyusunnya. Komponen vegetasi merupakan komponen yang
menunjukan struktur panas yang rendah, sedangkan bangunan, permukiman, paving,
dan konstruksi bangunan lainnya merupakan komponen dengan struktur panas yang
tinggi. Perimbangan antara komponen-komponen dengan struktur panas rendah
dan tinggi tersebut akan menentukan kualitas kenyamanan yang dirasakan oleh
manusia. Guna mencapai keadaan yang diinginkan oleh manusia, maka komponen-komponen
dengan struktur panas yang rendah (vegetasi dalam ruang terbuka hijau)
merupakan kunci utama pengendali kualitas thermoscape yang diharapkan. Keadaan struktur panas komponen-komponen dalam suatu
keadaan thermoscape ini dapat diukur dengan mempergunakan kamera infra merah.
Keadaan panas suatu ruang landscape yang dirasakan oleh manusia merupakan indikator penting dalam menilai
suatu struktur panas yang ada. Guna memperoleh keadaan yang ideal, maka
diperlukan keadaan struktur panas yang dirasakan nyaman oleh manusia. Dengan
demikian, terdapat suatu korelasi antara komponen-komponen penyusun struktur
panas dalam suatu keadaan thermoscape tertentu, dan rasa panas oleh manusia.
Secara umum dinyatakan bahwa komponen-komponen dengan struktur panas rendah
dirasakan lebih nyaman dibandingkan dengan struktur panas yang lebih tinggi.
f.
Pengendalian Bahaya-Bahaya
Lingkungan
Fungsi ruang terbuka hijau dalam
mengendalikan bahaya lingkungan terutama difokuskan pada dua aspek penting :
pencegahan bahaya kebakaran dan perlindungan dari keadaan darurat berupa gempa
bumi.
Ruang terbuka hijau dengan komponen
penyusun utamanya berupa vegetasi mampu mencegah menjalarnya luapan api
kebakaran secara efektif, dikarenakan vegetasi mengandung air yang menghambat
sulutan api dari sekitarnya. Demikian juga dalam menghadapi resiko gempa bumi
yang kuat dan mendadak, ruang terbuka hijau merupakan tempat yang aman dari
bahaya runtuhan oleh struktur bangunan. Dengan demikian, ruang terbuka hijau
perlu diadakan dan dibangun ditempat-tempat strategis di tengah-tengah
lingkungan permukiman.