Untuk solusi bisnis yang praktis silahkan check link di bawah ini
Wawasan Perhotelan & tradisi di Bali
Berbagi tentang pengetahuan dunia industri pariwisata dan perhotelan serta sedikit wawasan mengenai adat, budaya dan alam di Bali sebagai penunjang dunia industri khususnya Pariwisata dan Perhotelan. by : Aix
Translate
Friday, 1 October 2021
Friday, 5 March 2021
apa itu Uji Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda - Terdiri atas beberapa bagian
a.
Uji Normalitas
Menurut
Suliyanto (2011) Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi,
variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak mempunyai distribusi normal. Suatu model regresi yang
baik adalah yang memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal
salah satu metode ujinya adalah dengan menggunakan metode analisis grafik, baik
secara normal plot atau grafik histogram, analisis secara statistik dengan Uji
Kolmogorov-Smirnov Test dengan ketentuan jika nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov
pada variabel lebih kecil dari nilai signifikansi (a = 0,05) yang telah
ditetapkan maka data berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai signifikansi
Kolmogorov Smirnov pada variabel lebih besar dari nilai signifikansi yang telah
ditetapkan (a = 0,05), maka data tidak berdistribusi normal.
b.
Uji
Autokorelasi
Menurut
Suliyanto (2011), Uji autokorelasi
bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut
waktu (time series)
atau ruang (cross section). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada
masalah autokorelasi.
c.
Uji
Linieritas
Menurut Suliyanto (2011) dalam
Ismail dan Putra (2013) pengujian Linieritas perlu dilakukan untuk mengetahui
apakah model yang dibuktikan merupakan model linier atau tidak. Hasil dari uji
linieritas memberi informasi apakah model empiris sebaiknya linier, kuadrat,
atau kah kubik.
d.
Uji
Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2013) Untuk menguji pada
model regresi apakah ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas
(independen). Multikolinieritas bisa dilihat dari nilai tolerance dan lawanya
Variance Inflation Factor (VIF). Kriteria pengujian pada uji multikolinieritas,
nilai tolerance >0,10 atau sama dengan VIF <10 menunjukkan tidak adanya
multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.
e.
Uji
Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013) Untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
antara residual pengamatan satu dengan
pengamatan yang lainnya dapat menggunakan
uji heteroskedastisitas ini. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut dengan Heteroskedastisitas. Model yang baik
adalah model Homoskedastisitas atau tidak terjadi
Heteroskedastisitas.
Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas
dalam penelitian dapat dilihat dengan Uji Glejser, uji
ini digunakan untuk meregresi nilai absolut residual
terhadap variabel independen. Akan ada indikasi terjadi heteroskedastisitas
apabila variabel independennya signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel dependen. Jika probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan
5%, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung
heteroskedastisitas.
Arti Pelayanan Menurut Para Ahli
Kotler
dalam Alma (2007) d mengungkapkan bahwa kualitas pelayanan adalah
suatu cara kerja perusahaan yang berusaha mengadakan perbaikan mutu secara
terus-menerus terhadap proses, produk dan service yang dihasilkan perusahaan.
Pelayanan yang dikemukakan oleh Zeithaml dkk (2000) dalam Cokro (2015) menyatakan sebagai berikut:
A. Tangible (Bukti fisik) Bukti fisik dari pelayanan yang berupa fasilitas
fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.
B. Empathy (Empati) Kemudahan melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan pelanggan.
C. Reliability (Kehandalan) Kemampuan memberikan
pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.
D. Responsiveness (Daya Tanggap) Keinginan para
pegawai untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
E. Assurance (Jaminan) Pengetahuan, kemampuan dan kesopanan pegawai untuk
menumbuhkan rasa percaya konsumen.
Alma (2007) dalam Panjaitan dan Yuliati
(2016) mengungkapkan bahwa kualitas
pelayanan adalah suatu cara kerja perusahaan yang berusaha mengadakan perbaikan
mutu secara terus-menerus terhadap proses, produk dan service yang dihasilkan
perusahaan.
Tjiptono (2009) dalam Panjaitan dan
Yuliati (2016) mengungkapkan bahwa
terdapat lima dimensi utama kualitas pelayanan (sesuai urutan derajat
kepentingan relatifnya)
1.
Keandalan
yakni kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan
memuaskan Artinya para karyawan memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan
pelanggan.
2. Daya tanggap yaitu keinginan para staf
untuk membantu para pelanggan dan memberikan layanan dengan tanggap, yakni
motivasi para karyawan dalam memecahkan masalah yang dihadapi pelanggan dalam
menggunakan jasa
3. Jaminan mencakup pengetahuan, kompetensi,
kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya,
risiko atau keraguan. Yaitu mengenai pengetahuan baik dari karyawan dalam
menangani pertanyaan atau keluhan dari pelanggan
4. Perhatian meliputi kemudahan dalam
menjalin relasi, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan pemahaman alas
kebutuhan individual para pelanggan yaitu sikap karyawan yang menunjukkan
perhatian yang tulus dalam melayani pelanggan.
5.
Bukti
Fisik meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.
Tuesday, 30 April 2019
SOP of Telephone Courtesy in Hospitality Business
Dalam kesempatan ini saya akan berbagi mengenai telephone courtesy di dunia perhotelan, kali ini berbeda, penjelasan dibawah akan menggunakan bahasa inggris. Langsung saja, dan yang ingin menambahkan atau bertanya silahkan di kolom komentar https://cl.accesstrade.co.id/0004cn00143w
The first rule of telephone etiquette is to be polite and speak with a "smile" in your voice. Train your staff to actually smile when speaking to a guest, even though the person on the other end of the line can't see them. Believe it or not, you can actually hear a smile over the phone. Only a small percentage of your overall guest communication is accomplished through actual spoken words. A majority of our guest communication is delivered via voice quality - tone, pace, inflection and the invisible "smile". An employee's attitude, both positive and negative, will come through loud and clear to the guest.
Wednesday, 3 April 2019
Pelayanan Kesehatan secara Komprehensif
Pelayanan
Kesehatan secara Komprehensif
|
|||
PROMOTIF
|
PREVENTIFE
|
KURATIF
|
REHABILITATIF
|
Ø Pembinaan
Ø Tidak merokok
Ø Higiene sanitasi
Ø Olahraga
Ø Pendidikan dan penerangan tentang kesehatan
kerja.
|
Ø Pemeriksaan
Kesehatan awal/sebelum
kerja, Pemeriksaan berkala,
Pemeriksaan khusus.
Ø Kesehatan
lingkungan
kerja.
4.
Perlindungan diri terhadap bahaya dari pekerjaan.
5
Ø Pengendalian bahaya
lingkungan kerja
agar ada dalam kondisi aman (pengenalan,pengukuran dan evaluasi).
|
Ø Pengobatan terhadap penyakit umum.
Ø Pengobatan terhadap penyakit dan kecelakaan
akibat kerja.
|
Ø Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat
menggunakan kemampuannya yang masihada secara maksimal.
Ø Penempatan kembali tenaga kerja yang cacat secara
selektif sesuai kemampuannya.
Ø Penyuluhan pada masyarakat dan pengusulan agar
mau menerima tenaga kerja yangcacat akibat kerja.
|